Jumat, 26 Oktober 2012

Gagal Mudik: Refleksi Demografi Indonesia

Kisah gagal mudik yang ku alami terjadi pada sehari sebelum Idhul Adha, 25 Oktober 2012. Hari itu ku awali dengan kuliah, pagi hari harus sudah bangun untuk belajar sebelum UTS. Maklum, lagi semangat-semangatnya. UTS kulalui dengan baik, entah jawaban yang ku tulis baik atau tidak. Semoga ikhtiarku membuahkan hasil baik, Amin. Mata kuliah kedua berjalan biasa-biasa saja, dan kuliah ketiga kosong. Perjalanan mudik yang semula direncanakan jam 15.30, aku ajukan menjadi jam 13.00. Tiba di biro perjalanan jam 13.30. Awalnya aku mengira yang kulihat adalah antrian BLT atau pembagian sembako gratis. Ternyata salah, ini adalah antrian pembelian tiket bus. Sedikit gentar, apakah harus ku lanjutkan perjuangan ini.

Rabu, 24 Oktober 2012

Perbedaan Antara Landasan Teori dan Kajian Pustaka dalam Penelitian Kualitatif

Seseorang yang hendak memahami apa itu landasan teori, sebelumnya perlu memahami terlebih dahulu apa itu teori. Snelbecker (dalam Moleong, 2004: 57) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang berinteraksi (mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan sesuatu yang lain yang didasarkan atas dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.  Masih dalam Moleong, Marx dan Goodson menyatakan bahwa teori adalah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari: 1) hubungan-hubungan yang dapat diamati; 2) mekanisme dan struktur yang dapat diperkirakan; 3) hubungan-hubungan yang disimpulkan serta manifestasi hubungan empiris.

Jumat, 20 Juli 2012

Mari Kita Berfantasi Jilid 2


Ide-ide segar sangat dibutuhkan pada saat ini untuk sebuah inovasi. Termasuk dalam hal logo/branding sebuah perusahaan. Kadang, kita perlu menerapkan logika berkebalikan, ini salah satu cara saja untuk menarik perhatian konsumen. Logika berkebalikan memiliki makna bahwa, kita berusaha memunculkan ide-ide baru, segar, dan keluar dari patron, keluar dari sesuatu yang biasa, keluar dari trak, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa. So, mari kita berfantasi mengenai new branding suatu perusahaan. Bayangkan saja Anda adalah borjuis yang akan membangun kerajaan bisnis, dan membutuhkan branding apa yang akan Anda gunakan. Cobalah pilih salah satu diantara nama-nama berikut ini.
1.       Bank KRUT (Bank Kerakyatan Usaha Tani)

Senin, 16 Juli 2012

Mari Kita Berfantasi

Kecenderungan masyarakat global adalah mengarah pada kapitalisme. Kapitalisme global telah mengakar, bak jamur-jamur di kulit kita. Indikator yang paling kentara adalah produk-produk kapitalisme global yang telah merambah ke berbagai pelosok negeri. Semisal merek handphone Samsung, Nokia, merek kendaraan bermotor seperti Honda, Yamaha, dan lain sebagainya. Betapa kita sedang terjajah, dan hanya bertindak sebagai konsumen.
Yang ingin Saya lakukan, untuk sedikit melepaskan kepenatan atas penjajahan ini, adalah mengajak pembaca untuk membayangkan. Jika, sejak dulu kala, Patih Gadjah Mada memiliki pandangan visioner, manajemen yang baik, dan daya invasi yang kuat. Beliau memperkuat diri, membangun armada yang tangguh, mengkader agen-agen penjajah, dan melakukan pemetaan target-target negara yang akan di jajah. Patih Gadjah Mada memerintahkan pasukannya melakukan penjajahan terhadap negara Barat.
Jika semua itu terjadi, mungkin saat ini kita akan melihat banyak bule yang berbicara menggunakan bahasa Jawa. Betapa menyenangkannya, jika kita ingin bepergian ke luar negeri tanpa harus repot-repot menggunakan bahasa Inggris. Bahasa internasional adalah bahasa Indonesia. Dan, disamping itu, kita akan banyak menjumpai merek-merek dagang internasional yang menggunakan nama-nama khas Indonesia. Semisal:

Kamis, 07 Juni 2012

Analisis Dramaturgis


Dunia ini panggung sandiwara. Ya, paling tidak itulah gambaran tentang kehidupan ini. Pada tiap individu melekat porsisi dan peran yang harus dimainkan. Erving Goffman menyebutnya konsep Dramaturgi, dalam bukunya berjudul “Presentation of Self in Everyday Life” yang diterbitkan tahun 1959. Goffman melihat banyak persamaan antara pementasan teater dengan berbagai jenis peran yang kita mainkan dalam interaksi dan tindakan sehari-hari. Di semua interaksi sosial terdapat semacam bagian depan (front region) yang ada persamaannya dengan pertunjukan teater. Aktor, baik di pentas maupun dalam kehidupan sosial sehari-hari, sama-sama menarik perhatian karena penampilan kostum yang dipakai dan peralatan yang digunakan. Selanjutnya, di kedua jenis itu ada bagian belakangnya (back region), yakni tempat yang memungkinkan aktor menyiapkan diri untuk pertunjukan berikutnya. Di belakang layar atau di depan layar (menurut istilah teater) para aktor dapat berganti peran dan memerankan diri mereka sendiri (Ritzer dan Goodman, 2007 : 93-94).

Apa Beda Kita Dengan Mereka?

Enam puluh tujuh tahun Indonesia merdeka, paling tidak itulah jumlah tahun bangsa kita tercinta ini bebas berekspresi sampai ditulisnya artikel ini. Hitungan waktu yang cukup lama bagi suatu bangsa untuk membangun peradaban yang maju. Mari kita lakukan analisis terhadap fakta ini, seperti apa fakta berbicara, meruntuhkan konsep ideal atas sebuah kemajuan bangsa. Bagaimana perkembangan pembangunan peradaban bangsa ini dibanding dengan bangsa-bangsa lain di dunia (khususnya bangsa barat)? Tentunya kita sudah mengerti apa jawabnya, dan sepertinya kita sepakat untuk menyimpulkan bahwa bangsa ini tertinggal beberapa langkah oleh bangsa-bangsa barat. Dan kiranya tidak perlu lagi dijelaskan dalam bidang kehidupan apa saja bangsa ini tertinggal. Ketertinggalan ini bukan berarti bahwa....

Berkibarlah Indonesiaku


Inilah Indonesia, tempat dimana aku lahir, hidup dan berkarya. Berbicara tentang Indonesia berarti berbicara tentang keindahan interaksi dan toleransi yang amat besar terhadap keanekaragaman segala bidang kehidupan. Budayanya, ciri fisiknya, pemikiran, dan urusan religi. Indonesia kaya, kawan. Cermatilah apa yang ada dari sabang sampai merauke, paling tidak itulah yang selalu disampaikan guru SD ku. Ini akan menjadi sumber daya yang memiliki daya tarik besar jika industri budaya di menej dengan baik.

Namun, apa yang saya saksikan setiap pagi sebelum beraktivitas merupakan sisi lain Indonesiaku. Seolah jauh dari gambaran indahnya Indonesia. Pemberitaan media massa seolah 100% menceritakan tentang bobroknya negeri ini....

B C D


Hidup itu simpel, seperti apa yang termaktub pada judul tulisan ini. Hidup itu hanya berkisar pada huruf “B C D”. “B” berarti birth, “D” berarti death, dan di tengah-tengah antara birth dan death adalah “C”, yakni choice. Ya, kehidupan ini memang berkisar pada pilihan-pilihan yang muncul sepanjang perjalanan waktu, apa pun, kapan pun, dimana pun, siapa pun, bagaimana pun. Bahkan, diam, abstain, atau golput pun merupakan sebuah pilihan. Pilihan seseorang untuk tidak memilih.

Dalam beberapa kasus, ketika seseorang bingung menentukan pilihan diantara beberapa opsyen, bisa diindikasikan bahwa seseorang tersebut terkena “galau syndrome”. Dan kemudian apa yang membuat seseorang terbebas dari “galau syndrome” sehingga kemudian dia dapat menentukan pilihan?